Seorang Pemimpin Yang Menjaga Milik Rakyat

|
Seorang Pemimpin Yang Menjaga Milik Rakyat - Khalifah Umar bin abdul aziz adalah seorang pemimpin yang jujur, adil dan bijaksana. Kekuasaan di tangannya berarti kemakmuran bagi rakyatnya, bukan untuk dirinya atau keluarganya.

Ia sangat hati-hati menggunakan uang negara, agar tidak sampai bocor serta jatuh kepada yang bukan haknya. Rakyatnya hidup dalam kerukunan yang damai, tanpa kebimbangan dan rasa takut menyampaikan keluhan atau kesulitan hidup mereka. Terutama terhadap tindak tanduk parapejabat pemerintah yang sering melakukan perbuatan tanpa mempertimbangkan baik buruknya bagi rakyat dan wibawa pemerintah.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz tak ingin melihat rakyat berbuat tidak senonoh karena di awali oleh perbuatan para pemimpinnya. Karena itu, ia tidak segan-segan menjatuhkan hukuman kepada siapapun yang berbuat salah, termasuk kepada orang-orang kepercayaannya atau keluarganya.

Pada suatu malam, ketika khalifah Umar bin Abdul Aziz berada di ruang kerjanya, memeriksa catatan keluar masuknya dana Baitul Mal, terdengar ketukan pintu.

Ruang kerja itu diterangi lampu minyak sekedarnya, hanya cukup terang untuk membaca di dekatnya, tetapi tidak terlalu terang untuk bercermin di kaca. Khalifah tidak pernah bercermin kecuali kepada keteladanan Rasullullah dan para sahabat Nabi.

"Siapa di luar?" tanya khalifah tanpa membuka pintu.
"Saya, Ayah," terdengar suara pemuda.
"Ada keperluan apa?" tanya khalifah.
"Saya disuruh ibu, untuk membicarakan tentang beberapa masalah."
"Masalah apa?"
"Buka pintu dulu, Ayah. Ijinkan saya Masuk," jawab anaknya mendesak ingin masuk.
"Terangkan dulu apa masalahnya? Soal keluarga, soal masyarakat, atau soal negara?" tanya khlaifah masih tetap tidak membukakan pintu untuk anaknya.
"Tentu saja urusan keluarga kita, Ayah," jawab anaknya keheranan melihat sikap ayahnya.
"Kalau begitu tunggu sebentar," sahut Khalifah dari dalam.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz kemudian bangkit dari tempat duduknya mendekati satu-satunya lampu minyak di kamar itu, dan kemudian meniupnya hingga padam. Ruang kerja itu berubah menjadi gelap gulita. Lalu Khalifah membuka pintu dan anaknya disuruh masuk.

Pemuda itu semakin heran melihat tungkah ayahnya. Masak berbicara dalam ruangan yang gelap seperti ini? Apakah karena teralu bekerja keras, tindakkannya menjadi aneh, diluar kebiasaan orang waras?

Dengan agak was-was dan sedikit rasa takut, pemuda itu bertanya ingin tahu epada ayahnya.

"Ayah, di ruangan ini cuma ada satu lampu, mengapa ayah padamkan? Apakah kita akan berbincang-bincang dalam gelap?"
"Benar, kalau kita berbicara di dalam kamar ini, kita akan berbicara dalam keadaan gelap saja," jawab Khalifah.
"Mengapa, Ayah?"
"Apakah kau tahu kamar apa ini?"
"Kamar kerja Ayah."
"Siapakah ayahmu?"
"Amirul Mukminin, Khalifah, seorang pemimpin negara," jawab anak muda itu senakin tak mengerti. Bahkan ia menjadi curga ayahnya telah mabuk kekuasaan, sehingga hilang akal sehatnya.
"Itulah jawabannya. Karena ayahmu seorang pemimpin, maka kita akan berbicara tanpa lampu penerangan di ruangan ini."
"Mengapa?"
"Yang akan kita bicarakan masalah keluarga, sedangkan lampu minyaknya dibeli dengan uang negara, uang rakyat, aku tidak mau urusan keluarga sampai merugikan rakyat, kepunyaan negara. Ruangan ini adalah kamar kerja untuk kepentingan rakyat dan negara. Tidakkah kau tahu bahwa kekuasaan adalah amanat yang akan dimintai penanggung jawab oleh allah kelak di Hari Pembalasan?"

Mendengar penjelasan ayahnya, barulah pemuda itu mengerti tentang apa yang dilakukan ayahnya. Yang tak mau merugikan rakyat dan negara karena urusan pribadinya.

Demikian kisah seorang pemimpin yang sangat menjaga milik rakyatnya. Semoga kisah Khalifah Umar ini bisa dijadikan contoh dan pembelajaran oleh para pemimpin negara didunia, sehingga tercipta kemakmuran rakyat yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemimpin negara. Karena sesungguhnya kekuasaan adalah amanat yang akan dimintai penanggung jawab oleh Allah kelak di Hari Pembalasan.


Baca juga Jangan Mudah Menuduh dan Kisah lainnya Happy blogging.





12 komentar:

agusbg said...

jika pemimpin negeri ini sepertu itu sungguh rakyat akan damai sejahtera...

Harmansyah said...

@agusbg, iya sob semoga pemimpin kita mencontoh pemimpin Khalifah Umar Thanks

iydha said...

wew, coba pemimpin qt kyk gitu.. tp kenyataanx malah kebalikan dr kisah itu..
kunjungan balik gan :D

lina @women's perspectives said...

Setuju dengan yang lain, kita membutuhkan pemimpin seperti ini!

Desa Cilembu said...

subhanallah...yakin sudah tidak ada lagi pemimpin seperti khalifah umar dinegeri ini..yakin seratus persen.

jadi jangan heran kalau negeri ini seperti saat ini.

Harmansyah said...

@Nur, iya dha thanks :D

Harmansyah said...

@Lina, siiip mba lina kita emang sangat membutuhkan pemimpin seperti Khalifah ini, thanks

Harmansyah said...

@Desa Cilembu, Iya kang mata hati mereka uda tertutup oleh uang dan harta, menjadi pemimpin hanya untuk memperkaya diri, tidak mengutamakan kepentingan rakyat thanks

pasarherbal said...

semoga saja harapan kita semua terwujud....punya pemimpin sejati seperti Beliau ya....

salam sehat

Icah Banjarmasin said...

Padahal kita rinduuuuuuuuuuuu banget sama pemimpin yang model KHALIFAH UMAR BIN ABDUL AZIZ..tapi kapan ya bang Arman kita ketemu sama pemimpin yang begitu?
Semoga saja kelak Allah SWT memberi kita satu pemimpin yang selalu menjaga MULUT,TANGAN,TELINGA,MATA..lebih-lebih HATI nya..Salut sama artikel bang Arman.

Harmansyah said...

@pasarherbal, Amin sobat thanks

Harmansyah said...

@Icahbanjarmasin, Mungkin setelah bang icah yang jadi pemimpin kali bang hehe amin semoga aja bang Thanks

Post a Comment

Silahkan Anda Berkomentar Dengan Tidak Melakukan Spam dan Tunggu Komentar Saya diBlog Anda, Terima Kasih

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...